Polisemi dan Homonim adalah dua konsep serupa dalam linguistik. Keduanya merujuk pada kata-kata yang memiliki banyak arti. Polisemi adalah koeksistensi banyak kemungkinan makna untuk sebuah kata atau frasa. Homonim adalah keberadaan dua kata atau lebih yang memiliki ejaan atau pengucapan yang sama tetapi makna dan asalnya berbeda. Inilah perbedaan utama antara polisemi dan homonim.
Pengertian Polisemi
Ini adalah kata atau frasa dengan makna yang berbeda, tetapi terkait. Sebuah kata menjadi polisemi jika dapat digunakan untuk mengungkapkan arti yang berbeda. Perbedaan antara makna ini bisa jelas atau halus. Kadang-kadang sulit untuk menentukan apakah suatu kata berpolisemi atau tidak karena hubungan antar kata dapat menjadi kabur dan tidak jelas. Namun, memeriksa asal-usul kata dapat membantu untuk memutuskan apakah suatu kata bersifat polisemik atau homonim.
Kalimat-kalimat berikut mengandung beberapa contoh polisemi.
Jatuh
- Ia jatuh terpeleset setelah menginjak kulit pisang.
- Semua orang pasti pernah mengalami jatuh cinta.
- Kakek jatuh sakit setelah mendengar kabar tersebut.
- Harga cabai sempat jatuh karena adanya bencana alam.
Bunga
- Kakak membeli sekuntum bunga dari toko di ujung jalan.
- Peningkatan ekonomi berpengaruh pada meningkatnya bunga bank.
- Sinta dikenal sebagai bunga desa yang sopan dan pandai.
Kursi
- Para politikus tersebut bertarung memperebutkan kursi kekuasaan di pemerintahan.
- Dari 30 kursi di kelas tersebut, diketahui 5 di antaranya rusak.
Meskipun arti dari pasangan kata yang digarisbawahi hanya memiliki perbedaan yang halus. Asal-usul kata-kata itu terkait. Kata-kata seperti itu umumnya terdaftar dalam kamus di bawah satu entri; nomor dapat digunakan untuk menunjukkan perbedaan halus.
Pengertian Homonim
Ini adalah dua kata yang tidak berhubungan yang terlihat atau terdengar sama. Dua kata atau lebih menjadi homonim jika keduanya terdengar sama (homofon), memiliki ejaan yang sama (homograf), atau jika keduanya homofon dan homograf, tetapi tidak memiliki arti yang terkait.
Diberikan di bawah ini adalah beberapa contoh homonim:
- Bisa (mampu atau dapat) – Bisa (zat racun)
- Genting (Atap) – Genting (Darurat)
- Hak (Milik) – Hak (Bagian Sepatu)
- Bulan (Kalender) – Bulan (benda langit)
- Kali (Sungai) – Kali (perhitungan)
- Malang (Kota) – Malang (Nasib)
- Salam (jenis tumbuhan) – Salam (pernyataan hormat)
- Jarak (rentang waktu dan wilayah) – Jarak (jenis tumbuhan)
- Beruang (binatang) – Beruang (memiliki uang)
- Selang (Jeda waktu) – Selang (Alat menyalurkan air)
- Rapat (tidak renggang) – Rapat (Kegiatan berdiskusi)
- Palu (martil) – Palu (nama kota)
- Larangan (nama daerah) – Larangan (perintah yang melarang suatu perbuatan)
- Buku (rangkuman kertas) – Buku (ruas)
- Jangka (Alat ukur) – Jangka (Selang waktu)
Perbedaan Polisemi dan Homonim
Definisi
- Polisemi adalah koeksistensi dari banyak kemungkinan arti untuk sebuah kata atau frase.
- Homonim adalah adanya dua kata atau lebih yang memiliki ejaan atau pelafalan yang sama tetapi makna dan asalnya berbeda.
Arti
- Polisemi memiliki makna yang berbeda namun terkait.
- Homonim memiliki arti yang sangat berbeda.
Asal-usul
- Polisemi memiliki asal kata yang terkait.
- Homonim memiliki asal-usul yang berbeda.
Kamus
- Kata-kata polisemi terdaftar di bawah satu entri dalam kamus.
- Kata-kata homonim dicantumkan secara terpisah.
Menebak Artinya
- Kata-kata polisemi dapat dipahami jika Anda mengetahui arti dari satu kata.
- Arti kata-kata homonim tidak dapat ditebak karena kata-kata tersebut memiliki arti yang tidak berhubungan.