Ada banyak jenis obat yang tersedia untuk mengobati diabetes, dan setiap obat memiliki tujuan tertentu. Glipizide dan Metformin adalah dua obat diabetes umum yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Meskipun keduanya melayani tujuan yang sama, ada beberapa perbedaan utama antara kedua obat ini. Dalam posting blog ini, kita akan membahas perbedaan antara Glipizide dan Metformin, termasuk cara kerjanya dan efek sampingnya.
Apa itu Glipizid?
Glipizide adalah obat yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Ini bekerja dengan membantu pankreas memproduksi lebih banyak insulin, yang membantu mengatur kadar gula darah. Glipizide biasanya diminum sekali atau dua kali sehari, dan dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Beberapa efek samping glipizide yang umum termasuk sakit kepala, mual, dan pusing. Glipizide adalah obat resep, dan penting untuk mengikuti petunjuk dari penyedia layanan kesehatan Anda saat meminum obat ini.
Apa itu Metformin?
Metformin adalah obat yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Itu milik kelas obat yang disebut biguanides. Metformin biasanya diminum dua atau tiga kali sehari dengan makanan. Efek samping yang umum termasuk diare, mual, dan sakit perut.
- Metformin juga dapat menyebabkan kadar gula darah rendah. Metformin tersedia sebagai obat generik dan sebagai obat bermerek Glucophage, Glumetza, dan Riomet. Metformin biasanya merupakan obat pertama yang diresepkan untuk penderita diabetes tipe 2.
- Metformin dapat digunakan sendiri atau dengan obat diabetes lainnya seperti insulin, sulfonilurea, thiazolidinediones, dan SOFA. Metformin bekerja dengan menurunkan produksi glukosa di hati dan mempermudah tubuh Anda menggunakan insulin.
- Metformin tidak diketahui menyebabkan penambahan berat badan. Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa metformin dapat membantu orang menurunkan berat badan bila digunakan bersamaan dengan perubahan gaya hidup seperti diet dan olahraga. Metformin umumnya ditoleransi dengan baik.
Efek samping yang paling umum adalah gastrointestinal, termasuk diare, mual, muntah, dan sakit perut atau kram. Jika efek samping ini parah atau tidak kunjung hilang, bicarakan dengan dokter atau apoteker Anda tentang pilihan lain.
Perbedaan antara Glipizide dan Metformin
Glipizide dan metformin adalah dua obat diabetes oral. Mereka sering digunakan bersama untuk mengobati diabetes tipe 2.
- Glipizide termasuk dalam kelas obat yang disebut sulfonilurea. Ia bekerja dengan merangsang pankreas untuk melepaskan insulin. Metformin termasuk dalam kelas obat yang disebut biguanides. Ini bekerja dengan mengurangi jumlah gula yang diproduksi hati dan diserap usus. Ini juga membantu membuat tubuh lebih sensitif terhadap insulin.
- Efek samping glipizide yang umum termasuk gula darah rendah, sakit kepala, dan mual. Efek samping yang umum dari metformin termasuk sakit kepala, mual, dan diare. Glipizide dan metformin keduanya tersedia sebagai obat generik. nama merek untuk glipizide termasuk Glucotrol dan Glucotrol XL. nama merek untuk metformin termasuk Glucophage, Glumetza, Fortamet, Riomet, dan Glucophage XR.
- Glipizide dan metformin juga tersedia sebagai obat kombinasi. nama merek untuk obat kombinasi ini termasuk Glucovance, Metaglip, Avandamet, Janumet, Jentadueto, Kazano, Kombiglyze XR, Oleptro, Precose, Prandimet, Riomet Duo2, metaglip juga tersedia sebagai suspensi cair.
Glipizide dan metformin juga tersedia sebagai obat kombinasi dengan obat diabetes oral lainnya seperti pioglitazone (Actos) atau linagliptin (Tradjenta).
Kesimpulan
Glipizide dan Metformin adalah obat yang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Mereka bekerja dengan cara yang berbeda, jadi dokter Anda mungkin meresepkan satu atau yang lain tergantung pada situasi pribadi Anda. Mari kita lihat lebih dekat bagaimana kedua obat ini bekerja dan kapan mereka diresepkan. Glipizide adalah obat sulfonylurea yang membantu meningkatkan produksi insulin oleh pankreas. Ini sering diresepkan untuk orang yang belum mampu mengontrol kadar gula darahnya dengan diet dan olahraga saja.
Metformin adalah obat biguanide yang membantu tubuh menggunakan glukosa lebih efektif. Obat ini biasanya diresepkan untuk orang yang memiliki kadar gula darah tinggi karena tubuhnya tidak memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dengan baik (resistensi insulin). Jadi, manakah dari kedua obat ini yang tepat untuk Anda? Bicaralah dengan dokter Anda tentang apa rencana perawatan terbaik untuk Anda.