Batuan vulkanik dan batuan plutonik keduanya merupakan jenis batuan beku, tetapi terbentuk dengan cara yang berbeda. Batuan vulkanik terbentuk saat magma meletus dari gunung berapi, sedangkan batuan plutonik terbentuk saat magma mendingin dan mengkristal di bawah tanah. Batuan plutonik biasanya lebih berbutir kasar daripada batuan vulkanik, dan mengandung lebih banyak kristal. Batuan vulkanik dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok: batuan beku ekstrusif, yang terbentuk dari lava yang dikeluarkan dari gunung berapi, dan batuan beku intrusif, yang terbentuk ketika magma mengkristal di dalam gunung berapi.
Apa itu Batuan Vulkanik?
Batuan vulkanik terbentuk ketika batuan cair panas, abu, dan gas keluar dari gunung berapi. Batuan cair, yang disebut magma, dipanaskan oleh panas bumi. Ini bisa terjadi saat magma berada di mantel atau saat berada di kerak bumi. Ketika magma berada di dalam mantel, itu disebut bulu-bulu mantel. Saat berada di kerak, itu disebut hot spot.
- Magma naik ke permukaan dan dapat menembus kerak. Ini dapat terjadi secara eksplosif atau lambat seiring waktu. Gunung berapi yang meletus secara eksplosif cenderung memiliki letusan yang sangat dahsyat. Gunung berapi yang meletus perlahan cenderung memiliki letusan yang tidak terlalu keras. Batuan vulkanik dapat diklasifikasikan menurut komposisinya.
- Tiga jenis utama batuan vulkanik adalah basal, andesit, dan riolit. Batuan basaltik sebagian besar terdiri dari besi, magnesium, dan kalsium. Batuan andesitik sebagian besar terdiri dari silikon, aluminium, dan oksigen. Batuan riolitik sebagian besar terdiri dari silika dan air. Batuan vulkanik juga dapat diklasifikasikan menurut teksturnya.
- Empat jenis tekstur utama adalah aphanitic, porphyritic, glassy, dan vesicular. Batuan afanitik memiliki kristal kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Batuan porfiritik memiliki kristal besar yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Batu kaca tidak memiliki kristal dan terlihat seperti kaca.
Batuan vesikular memiliki lubang kecil yang tercipta dari gelembung gas yang terperangkap di dalam magma saat mendingin. Batuan vulkanik digunakan untuk banyak hal termasuk membuat perhiasan, patung, pahatan, dan countertops. Mereka juga digunakan dalam konstruksi dan pembangunan jalan. Batuan vulkanik dapat ditemukan di seluruh dunia.
Apa itu Batuan Plutonik?
Batuan plutonik adalah sejenis batuan beku yang terbentuk ketika magma mendingin secara perlahan di bawah permukaan bumi. Kata “plutonik” berasal dari dewa Yunani Pluto, yang diperkirakan menguasai dunia bawah. Batuan pluton juga terkadang disebut batuan intrusi karena terbentuk ketika magma menyusup ke dalam lapisan batuan yang ada. Karena mendingin perlahan, batuan plutonik memiliki kristal besar. Batuan plutonik yang paling umum adalah granit dan gabbro. Batuan pluton membentuk sebagian besar kerak bumi dan digunakan dalam konstruksi, pembangunan jalan, dan pertamanan.
Perbedaan antara Batuan Vulkanik dan Batuan Plutonik
Batuan vulkanik dan batuan plutonik adalah dua jenis batuan yang terbentuk melalui proses yang berbeda.
- Batuan vulkanik terbentuk ketika batuan cair panas, yang disebut magma, meletus dari gunung berapi dan mendingin dengan cepat.
- Batuan plutonik terbentuk ketika magma mendingin perlahan di bawah permukaan bumi. Perbedaan utama antara kedua jenis batuan ini adalah ukuran butirnya.
- Batuan vulkanik memiliki butiran kecil karena mendingin dengan cepat, sedangkan batuan plutonik memiliki butiran besar karena mendingin dengan lambat. Batuan vulkanik juga seringkali berwarna lebih terang daripada batuan plutonik karena mengandung lebih sedikit besi dan magnesium.
Perbedaan lain antara kedua jenis batuan ini adalah komposisi kimianya. Batuan vulkanik biasanya kaya silika, sedangkan batuan plutonik biasanya lebih rendah kandungan silika.
Kesimpulan
Batuan vulkanik tercipta ketika magma dan abu keluar dari gunung berapi. Batuan cair (magma) kurang padat dibandingkan batuan padat di sekitarnya sehingga naik ke permukaan. Saat mencapai permukaan, gelembung gas mengembang dan meledak dengan hebat, melemparkan pecahan batu panas ke udara. Fragmen ini menjadi dingin saat jatuh kembali ke Bumi dan membentuk batuan vulkanik. Batuan plutonik terbentuk ketika magma perlahan mendingin di dalam kerak bumi. Proses pendinginan lambat memungkinkan kristal tumbuh cukup besar sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang. Inilah mengapa batuan plutonik memiliki tekstur kristal.