Reaksi kimia adalah proses di mana atom atau molekul menyusun ulang dirinya untuk membentuk zat baru. Agar suatu reaksi dapat terjadi, setidaknya harus ada dua zat yang ada – reaktan dan produk. Reaktan adalah zat yang awalnya masuk ke dalam reaksi, sedangkan produk adalah zat yang terbentuk sebagai hasil dari reaksi . Penting untuk dicatat bahwa tidak semua reaksi kimia menghasilkan produk; dalam beberapa kasus, reaktan hanya mengatur ulang dirinya menjadi konfigurasi yang berbeda. Dalam posting blog ini, kami akan mengeksplorasi perbedaan antara reaktan dan produk, dan kami akan membahas beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan suatu reaksi.
Apa itu Reaktan?
Reaktan adalah zat yang digunakan dalam reaksi kimia. Agar reaksi kimia terjadi, reaktan harus bersentuhan satu sama lain. Setelah reaksi selesai, reaktan diubah menjadi produk.
- Dalam banyak kasus, produk reaksi berbeda dari reaktan. Misalnya, saat besi berkarat, besi bereaksi dengan oksigen membentuk oksida besi, yaitu bubuk berwarna coklat kemerahan.
- Reaktan dapat berupa unsur atau senyawa, dan dapat berbentuk padat, cair, atau gas. Jumlah setiap reaktan yang digunakan dalam reaksi dikenal sebagai jumlah stoikiometri.
- Agar reaksi terjadi, reaktan harus bersentuhan satu sama lain. Setelah reaksi selesai, reaktan diubah menjadi produk. Dalam banyak kasus, produk reaksi berbeda dari reaktan.
Misalnya, saat besi berkarat, besi bereaksi dengan oksigen membentuk oksida besi, yaitu bubuk berwarna coklat kemerahan. Reaktan dapat berupa unsur atau senyawa, dan dapat berbentuk padat, cair, atau gas.
Apa itu Produk?
Produk adalah zat yang terbentuk sebagai hasil dari reaksi kimia. Agar reaksi kimia berlangsung, reaktan harus bertabrakan satu sama lain untuk membentuk produk.
- Produk dari reaksi kimia biasanya berbeda dari reaktan. Misalnya, ketika air bereaksi dengan klorin, produknya adalah asam klorida dan asam hipoklorit.
- Namun, dalam beberapa kasus, produk dapat sama dengan reaktan. Ini terjadi ketika reaksi reversibel mencapai kesetimbangan. Pada kesetimbangan, laju reaksi maju dan mundur sama, dan konsentrasi reaktan dan produk tetap konstan.
- Contohnya adalah proses Haber-Bosch, yang digunakan untuk menghasilkan amonia. Dalam proses ini, nitrogen dan hidrogen bereaksi membentuk amonia. Namun, pada kesetimbangan, amonia juga terbentuk dari gas nitrogen dan hidrogen. Akibatnya, konsentrasi ketiga gas tetap konstan.
Perbedaan antara Reaktan dan Produk
Dalam setiap reaksi kimia, ada reaktan dan produk. Reaktan adalah bahan awal reaksi, sedangkan produk adalah bahan baru yang terbentuk sebagai hasil reaksi.
- Secara umum, reaktan memiliki energi yang lebih rendah daripada produk. Ini karena produk memiliki entropi lebih sedikit daripada reaktan. Ini berarti bahwa produk lebih terorganisir daripada reaktan.
- Dengan kata lain, produk memiliki lebih banyak urutan daripada reaktan. Perbedaan entropi antara reaktan dan produk inilah yang mendorong reaksi kimia. Reaktan ingin menjadi lebih seperti produk, sehingga mereka menjalani reaksi untuk mencapai tujuan ini.
- Reaktan dan produk dapat dibedakan satu sama lain dengan melihat rumus kimianya. Reaktan akan dicantumkan di sebelah kiri panah, sedangkan produk akan dicantumkan di sebelah kanan panah.
Misalnya, dalam reaksi A + B → AB, reaktan A digabungkan dengan reaktan B untuk membentuk produk AB. Penting untuk dicatat bahwa reaktan dan produk dapat berupa padat, cair, atau gas. Keadaan materi setiap spesies ditentukan oleh sifat-sifatnya masing-masing dan bukan oleh apakah itu reaktan atau produk.
Kesimpulan
Reaktan dan produk adalah istilah yang penting untuk dipahami ketika belajar tentang persamaan kimia. Singkatnya, reaktan adalah zat yang memulai reaksi dan produk adalah zat yang terbentuk pada akhir reaksi. Perbedaan antara keduanya sangat penting bagi ahli kimia karena membantu mereka menentukan apakah suatu reaksi akan terjadi atau tidak.