Baik kodein dan hidrokodon adalah analgesik opioid, artinya digunakan untuk menghilangkan rasa sakit. Namun, ada beberapa perbedaan utama antara kedua obat tersebut. Kodein adalah opioid yang kurang kuat daripada hidrokodon, dan juga cenderung menyebabkan depresi pernafasan, oleh karena itu terkadang diresepkan untuk orang yang lebih tua atau yang memiliki penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Hidrokodon, di sisi lain, adalah opioid yang lebih manjur, dan dapat menyebabkan depresi pernapasan dalam dosis tinggi. Secara umum, kodein dianggap sebagai alternatif yang lebih lemah dari hidrokodon.
Apa itu Kodein?
Kodein adalah obat resep yang digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Kodein diklasifikasikan sebagai pereda nyeri opioid dan bekerja dengan mengubah cara otak merespons rasa sakit. Kodein tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, cairan, atau injeksi dan biasanya diminum setiap empat hingga enam jam sesuai kebutuhan untuk menghilangkan rasa sakit. Kodein juga dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat lain untuk mengobati jenis batuk tertentu.
Kodein tidak boleh digunakan lebih dari lima hari untuk pengobatan nyeri atau tiga hari untuk pengobatan batuk. Kodein dapat menyebabkan efek samping termasuk mual, muntah, sembelit, mengantuk, dan pusing. Kodein tidak boleh digunakan pada anak di bawah usia 18 tahun. Kodein dapat membentuk kebiasaan dan harus digunakan hanya oleh orang yang diresepkan. Kodein dapat berinteraksi dengan obat lain, jamu, atau vitamin yang mungkin Anda minum dan tidak boleh digunakan tanpa terlebih dahulu berbicara dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Apa itu Hidrokodon?
Hydrocodone adalah obat nyeri opioid sintetik. Ini diklasifikasikan sebagai obat Jadwal II, yang berarti memiliki potensi penyalahgunaan dan kecanduan yang tinggi. Hidrokodon paling sering digunakan untuk mengobati nyeri sedang hingga berat. Biasanya hanya diresepkan untuk penggunaan jangka pendek karena risiko kecanduan dan efek samping lainnya. Hidrokodon bekerja dengan mengikat reseptor opioid di otak, yang mengurangi persepsi nyeri. Efek samping yang umum dari hidrokodon termasuk kantuk, sembelit, dan mual. Hidrokodon juga dapat berinteraksi dengan obat lain, jadi penting untuk memberi tahu dokter Anda tentang semua obat yang Anda gunakan sebelum memulai hidrokodon. Jika Anda memiliki riwayat penyalahgunaan atau kecanduan zat, sebaiknya Anda tidak mengonsumsi hidrokodon.
Perbedaan antara Kodein dan Hidrokodon
Codeine dan Hydrocodone adalah dua opioid yang paling sering diresepkan. Kodein biasanya digunakan untuk mengobati nyeri ringan, sedangkan Hydrocodone digunakan untuk nyeri yang lebih parah. Kodein juga digunakan sebagai penekan batuk. Baik Codeine dan Hydrocodone berasal dari tanaman poppy, tetapi memiliki efek berbeda pada tubuh. Codeine adalah opioid yang kurang kuat dibandingkan Hydrocodone, dan juga memiliki risiko kecanduan yang lebih rendah. Namun, Codeine dapat menyebabkan kantuk dan konstipasi, sedangkan Hydrocodone dapat menyebabkan pusing dan mual. Pada akhirnya, keputusan obat mana yang akan diresepkan tergantung pada dokter berdasarkan kebutuhan masing-masing pasien.
Kesimpulan
Kodein dan hidrokodon keduanya adalah opioid yang digunakan untuk mengobati rasa sakit. Namun, mereka memiliki struktur kimia yang berbeda dan bekerja di dalam tubuh secara berbeda. Hydrocodone adalah obat Jadwal II, yang artinya berpotensi tinggi untuk disalahgunakan. Codeine adalah obat Jadwal III, yang berarti memiliki risiko penyalahgunaan yang lebih kecil. Kedua obat tersebut dapat membuat ketagihan jika tidak diminum sesuai resep, jadi penting untuk berbicara dengan dokter Anda sebelum meminum salah satu obat tersebut.