Ada banyak kebingungan seputar istilah “pengarusutamaan” dan “inklusi”. Banyak orang menggunakannya secara bergantian, tetapi sebenarnya memiliki arti yang berbeda. Artikel ini akan mendefinisikan kedua istilah tersebut dan menjelaskan perbedaan di antara keduanya.
Apa itu Pengarusutamaan?
Pengarusutamaan adalah proses mengintegrasikan siswa difabel ke dalam kelas reguler. Pengarusutamaan dapat bermanfaat bagi siswa penyandang disabilitas dan non-disabilitas dengan meningkatkan kesadaran disabilitas dan mempromosikan inklusi sosial. Agar berhasil, pengarusutamaan harus direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-hati dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa penyandang disabilitas dan non-disabilitas. Pengarusutamaan dapat menantang, tetapi juga dapat menyebabkan peningkatan prestasi akademik dan pertumbuhan sosial untuk semua yang terlibat.
Apa itu Inklusi?
Inklusi dapat didefinisikan sebagai keadaan disertakan atau dijadikan bagian dari sesuatu. Dalam konteks pendidikan, inklusi adalah praktik memastikan bahwa semua siswa memiliki akses ke kesempatan pendidikan yang sama, terlepas dari kemampuan atau kecacatan mereka. Ini termasuk menyediakan akomodasi dan layanan dukungan agar semua siswa dapat berpartisipasi di kelas dan kegiatan sekolah lainnya. Inklusi penting karena memastikan bahwa semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berhasil. Ini juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan mendukung bagi semua siswa.
Perbedaan antara Pengarusutamaan dan Inklusi
Pengarusutamaan dan inklusi adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi semua siswa, termasuk penyandang disabilitas. Perbedaan utama antara kedua pendekatan tersebut adalah bahwa pengarusutamaan berfokus pada pengintegrasian siswa penyandang disabilitas ke dalam kelas reguler, sedangkan inklusi berfokus pada pemberian dukungan sehingga semua siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang sama dan belajar bersama. Pengarusutamaan sering dipandang sebagai pilihan integrasi yang tidak terlalu mengganggu, karena tidak memerlukan perubahan signifikan pada kurikulum atau lingkungan kelas. Inklusi, di sisi lain, mungkin membutuhkan lebih banyak akomodasi dan dukungan agar berhasil. Pada akhirnya, pengarusutamaan dan inklusi memiliki tujuan yang sama: untuk mempromosikan akses pendidikan yang setara bagi semua siswa.
Kesimpulan
Inklusi, di sisi lain, adalah tentang menciptakan lingkungan di mana setiap orang merasa disambut dan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi. Ini tentang memberi orang suara, mendengarkan apa yang mereka katakan, dan mempertimbangkan kebutuhan mereka saat membuat keputusan. Inklusi adalah tentang membangun hubungan dan bekerja sama menuju tujuan bersama. Jika dilakukan dengan benar, inklusi dapat menghasilkan ide yang lebih baik, lebih banyak kreativitas, dan semangat tim yang lebih kuat. Jadi bagaimana Anda mengarusutamakan autisme di tempat kerja Anda? Langkah pertama adalah memahami perbedaan antara inklusi dan pengarusutamaan.