Menu Close

6 Perbedaan Aneuploidi dan Poliploidi

Aneuploidi dan poliploidi adalah dua jenis kelainan kromosom yang terjadi pada organisme. Mereka memiliki konsekuensi genetik dan fenotipik yang signifikan tergantung pada organisme yang terlibat dan jenis kelainan kromosom yang terjadi.  Kedua kelainan ini dapat berdampak pada perkembangan dan fungsi organisme, dan sering kali merupakan penyebab kelainan genetik atau gangguan perkembangan.

Apa Itu Aneuploidi?

Aneuploidi adalah kelainan kromosom yang terjadi ketika organisme memiliki jumlah kromosom yang tidak normal dalam satu set kromosom. Biasanya, organisme memiliki jumlah kromosom yang tepat atau serupa dengan spesiesnya. Namun, dalam aneuploidi, terjadi kehilangan atau penambahan satu atau beberapa kromosom. Ini dapat menghasilkan jumlah kromosom yang kurang atau lebih dari yang seharusnya.

Aneuploidi dapat terjadi pada kromosom tunggal atau beberapa kromosom. Contoh yang paling terkenal adalah sindrom Down pada manusia, yang disebabkan oleh keberadaan salinan tambahan kromosom 21. Orang dengan sindrom Down memiliki 47 kromosom daripada jumlah normal 46. Aneuploidi juga dapat terjadi pada kelamin, seperti sindrom Turner pada wanita yang disebabkan oleh kekurangan satu salinan kromosom X (45,X) atau sindrom Klinefelter pada pria yang disebabkan oleh keberadaan salinan tambahan kromosom X (47,XXY).

Aneuploidi dapat terjadi sebagai hasil dari kesalahan dalam pembelahan sel, terutama selama meiosis. Non-disjunction adalah salah satu jenis kesalahan yang umum terjadi dalam aneuploidi, di mana pasangan kromosom tidak terpisah dengan benar selama pembelahan sel, menyebabkan salah satu sel anak menerima kromosom ekstra atau kehilangan satu kromosom.

Aneuploidi dapat memiliki konsekuensi genetik dan fenotipik yang signifikan tergantung pada jenis kelainan kromosom yang terjadi dan organisme yang terlibat. Hal ini dapat menyebabkan kelainan genetik atau gangguan perkembangan, yang dapat mempengaruhi kesehatan dan fungsi organisme.

Apa Itu Poliploidi?

Poliploidi adalah kelainan kromosom di mana organisme memiliki lebih dari dua set kromosom dalam genomnya. Dalam kondisi poliploidi, organisme memiliki tiga, empat, lima, atau lebih salinan set lengkap kromosom. Kondisi ini berbeda dengan kondisi normal yang disebut diploidi, di mana organisme memiliki dua set kromosom.

Poliploidi dapat terjadi pada berbagai jenis organisme, tetapi lebih umum terjadi pada tumbuhan daripada pada hewan. Poliploidi pada tumbuhan dapat terjadi secara alami atau dapat diinduksi secara artifisial melalui teknik pemuliaan tanaman.

Poliploidi dapat terjadi sebagai hasil dari kesalahan dalam pembelahan sel mitosis atau meiosis. Dalam mitosis, kesalahan dapat menghasilkan penggandaan kromosom dalam sel, sehingga menghasilkan sel poliploid. Dalam meiosis, kesalahan non-disjunction dapat terjadi, di mana pasangan kromosom tidak terpisah dengan benar, menghasilkan sel-sel anak yang memiliki jumlah kromosom yang tidak normal.

Poliploidi pada tumbuhan sering kali merupakan keuntungan evolusioner dalam hal adaptasi dan daya tahan. Ini karena poliploidi dapat menghasilkan variasi genetik yang lebih besar dan meningkatkan kualitas dan adaptasi tanaman terhadap lingkungan yang berubah. Beberapa tanaman yang umum diketahui sebagai poliploid adalah pisang, stroberi, dan gandum.

Namun, pada manusia dan hewan, poliploidi jarang terjadi dan sering kali mengakibatkan kelainan perkembangan atau keguguran. Kondisi poliploidi pada manusia biasanya tidak kompatibel dengan kelangsungan hidup, dan embrio dengan poliploidi cenderung mengalami keguguran spontan.

Apa Persamaan Aneuploidi dan Poliploidi?

Meskipun aneuploidi dan poliploidi merupakan dua kelainan kromosom yang berbeda, ada beberapa persamaan antara keduanya. Berikut adalah beberapa persamaan antara aneuploidi dan poliploidi:

  1. Kelainan Kromosom: Baik aneuploidi maupun poliploidi adalah kelainan kromosom, yang berarti terjadi perubahan dalam jumlah kromosom atau struktur kromosom pada organisme.
  2. Kesalahan dalam Pembelahan Sel: Baik aneuploidi maupun poliploidi umumnya disebabkan oleh kesalahan dalam pembelahan sel. Aneuploidi terjadi ketika kesalahan terjadi selama pembelahan sel meiosis, seperti non-disjunction. Poliploidi dapat terjadi karena kesalahan dalam pembelahan sel mitosis atau meiosis.
  3. Dampak Genetik dan Fenotipik: Baik aneuploidi maupun poliploidi memiliki konsekuensi genetik dan fenotipik yang signifikan. Kedua kondisi ini dapat mempengaruhi perkembangan dan fungsi organisme, dan sering kali merupakan penyebab kelainan genetik atau gangguan perkembangan.
  4. Kelainan pada Organisme Hidup: Baik aneuploidi maupun poliploidi dapat terjadi pada berbagai jenis organisme, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Namun, poliploidi cenderung lebih umum terjadi pada tumbuhan daripada pada hewan atau manusia.

Meskipun ada persamaan antara aneuploidi dan poliploidi, penting untuk diingat bahwa keduanya adalah kelainan yang berbeda dengan konsekuensi yang berbeda pula. Aneuploidi melibatkan perubahan jumlah spesifik kromosom, sedangkan poliploidi melibatkan penggandaan set kromosom secara keseluruhan. Selain itu, dampak genetik dan fenotipik kedua kondisi ini juga dapat berbeda tergantung pada organisme yang terlibat.

Apa Perbedaan Aneuploidi dan Poliploidi?

Berikut adalah perbedaan antara aneuploidi dan poliploidi:

  1. Definisi: Aneuploidi adalah kelainan kromosom di mana organisme memiliki jumlah kromosom yang tidak normal dalam satu set kromosom. Poliploidi, di sisi lain, adalah kelainan kromosom di mana organisme memiliki lebih dari dua set kromosom dalam genomnya.
  2. Jumlah Kromosom: Pada aneuploidi, terjadi kehilangan atau penambahan satu atau beberapa kromosom, sehingga jumlah total kromosom tidak normal. Pada poliploidi, terjadi penggandaan seluruh set kromosom, sehingga organisme memiliki tiga, empat, lima, atau lebih salinan set lengkap kromosom.
  3. Kesalahan Pembelahan Sel: Aneuploidi terjadi sebagai hasil dari kesalahan dalam pembelahan sel meiosis, seperti non-disjunction, di mana pasangan kromosom tidak terpisah dengan benar. Poliploidi dapat terjadi karena kesalahan dalam pembelahan sel mitosis atau meiosis, di mana sel-sel anak menerima lebih dari satu set kromosom.
  4. Keberadaan Tambahan atau Kehilangan Kromosom: Aneuploidi melibatkan keberadaan tambahan atau kehilangan kromosom tertentu, seperti salinan tambahan kromosom 21 pada sindrom Down. Poliploidi melibatkan penggandaan seluruh set kromosom, sehingga organisme memiliki salinan tambahan semua kromosom dalam genomnya.
  5. Kejadian: Aneuploidi dapat terjadi pada manusia, hewan, dan tumbuhan, meskipun lebih umum terjadi pada manusia. Poliploidi cenderung lebih umum terjadi pada tumbuhan daripada pada hewan atau manusia.
  6. Dampak Fenotipik: Aneuploidi sering kali memiliki dampak fenotipik yang signifikan, menghasilkan kelainan genetik atau gangguan perkembangan. Poliploidi pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan evolusioner dan meningkatkan adaptasi terhadap lingkungan, sementara pada manusia dan hewan, poliploidi jarang terjadi dan sering kali mengakibatkan kelainan perkembangan atau keguguran.

Perbedaan-perbedaan ini membedakan aneuploidi dan poliploidi dalam hal jumlah kromosom yang terlibat, jenis kesalahan pembelahan sel yang terjadi, dan dampak fenotipik yang dihasilkan.