Menu Close

Perbedaan antara Enantiomer dan Diastereomer

Dalam kimia, enansiomer mengacu pada salah satu dari sepasang stereoisomer yang merupakan bayangan cermin satu sama lain. Diastereomer, di sisi lain, adalah stereoisomer yang tidak mencerminkan gambar satu sama lain. Dalam posting blog ini, kita akan melihat lebih dekat perbedaan antara enansiomer dan diastereomer. Kami juga akan membahas beberapa aplikasi enansiomer dan diastereomer dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya, kami akan memberikan beberapa contoh untuk membantu mengilustrasikan konsep-konsep ini.

Apa itu Enantiomer?

Enansiomer adalah jenis molekul yang dicirikan dengan memiliki struktur bayangan cermin. Molekul-molekul ini dapat ditemukan dalam berbagai pengaturan, mulai dari protein yang menyusun tubuh kita hingga obat-obatan yang kita konsumsi untuk tujuan medis. Enansiomer sering digunakan dalam penelitian dan pengembangan karena dapat membantu menjelaskan cara kerja enzim dan protein lainnya. Selain itu, Enantiomer dapat digunakan untuk mengembangkan pengobatan baru dengan efek samping yang lebih sedikit. Pemahaman kita tentang Enantiomer masih berkembang, tetapi mereka telah terbukti menjadi alat yang berharga di berbagai bidang.

Apa itu Diastereomer?

  • Diastereomer adalah jenis isomer di mana dua molekul memiliki formula yang sama tetapi susunan ruang yang berbeda. Ini berarti bahwa mereka memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda.
  • Diastereomer penting dalam industri farmasi karena dapat digunakan untuk membuat obat dengan efek target spesifik. Misalnya, satu enantiomer mungkin bertanggung jawab atas efek terapeutik yang diinginkan sementara enansiomer lainnya dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.
  • Diastereomer juga dapat digunakan untuk membuat stereoisomer, yaitu molekul dengan rumus kimia yang sama tetapi struktur tiga dimensi yang berbeda. Stereoisomer penting dalam banyak bidang, termasuk biologi dan kedokteran.

Perbedaan antara Enantiomer dan Diastereomer

Enantiomer adalah bayangan cermin satu sama lain yang tidak dapat ditumpangkan, sedangkan diastereomer adalah stereoisomer yang tidak mencerminkan bayangan satu sama lain. Enansiomer memiliki sifat kimia dan fisik yang sama, dengan pengecualian aktivitas optik, sedangkan diastereomer memiliki sifat kimia dan fisik yang berbeda.

  • Enansiomer dipisahkan dengan proses yang disebut resolusi, sedangkan diastereomer dapat dipisahkan dengan proses yang disebut kristalisasi fraksional. Enansiomer memiliki titik leleh dan titik didih yang sama, sedangkan diastereomer memiliki titik leleh dan titik didih yang berbeda.
  • Enansiomer ditemukan di alam sebagai bentuk L- atau D (sintesis protein), sedangkan diastereomer dapat ditemukan dalam karbohidrat (maltosa) dan asam amino (asam aspartat).
  • Jenis enansiomer yang paling umum adalah bentuk-L, sedangkan jenis diastereomer yang paling umum adalah bentuk-D. Enantiomer terkait dengan proses yang disebut kiralitas, sedangkan diastereomer terkait dengan proses yang disebut isomer konfigurasi.

Enansiomer memiliki rumus kimia dan berat molekul yang sama, sedangkan diastereomer memiliki rumus kimia dan berat molekul yang berbeda. Enansiomer berbeda dalam hal rasa, bau, dan kelarutan, sedangkan diastereomer tidak. Enansiomer memutar cahaya terpolarisasi bidang ke kanan (dextrorotary) atau ke kiri (levorotary), sedangkan diastereomer tidak memutar cahaya terpolarisasi bidang.

Kesimpulan

Sederhananya, enansiomer adalah bayangan cermin satu sama lain sedangkan diastereomer tidak. Enansiomer memiliki sifat fisik dan kimia yang sama tetapi aktivitas optiknya berbeda. Diastereomer juga memiliki sifat fisik dan kimia yang sama, tetapi dapat memiliki aktivitas biologis yang berbeda. Penting untuk mengetahui perbedaan antara molekul-molekul ini karena dapat mempengaruhi bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap suatu obat atau molekul.