Perbedaan utama: Sebuah manuskrip merujuk pada dokumen yang ditulis tangan, sedangkan transkrip adalah salinan tertulis atau tercetak dari pidato yang didiktekan atau direkam. Bahan sumber asli dan transkripnya, selalu berbeda dalam medianya.
Naskah mengacu pada dokumen yang ditulis dengan tangan. Istilah ini berasal dari frasa Latin ‘manu scriptus’ yang berarti ‘ditulis dengan tangan’. Ini tidak dicetak atau direproduksi dengan cara lain. Sejarah manuskrip membawa kita ke era yang ditandai oleh manuskrip. Pada waktu itu, mereka diproduksi dalam bentuk gulungan atau buku. Isi naskah bisa apa saja. Ini bisa berupa peta yang digambar dengan tangan atau teks yang ditulis dengan tangan atau apa pun. Pada waktu itu, manuskrip-manuskrip ini diproduksi menggunakan bahan-bahan seperti papirus, daun palem, kulit mamalia yang dikenal sebagai vellum, dll. Mayoritas naskah yang masih ada diproduksi selama Abad Pertengahan.
Beberapa manuskrip penting termasuk ‘manuskrip yang diterangi’; skrip-skrip ini milik Eropa dan telah diproduksi selama Abad Pertengahan. Naskah yang diterangi berisi teks yang dilengkapi dengan penggunaan dekorasi atau ilustrasi apa pun. Naskah-naskah ini ditulis menggunakan inisial, batas, dan miniatur yang dihias. Manuskrip zaman kuno ini sangat penting, karena mereka mampu menjaga informasi masyarakat, kepercayaan, orang, ide, dll milik Abad Pertengahan.
Sebelum abad ke-12, naskah-naskah abad pertengahan ini terutama ditulis oleh para bhikkhu yang dulu tinggal di biara-biara. Biara-biara ini memiliki kamar-kamar khusus yang dikenal sebagai ‘scriptorium’. Kamar-kamar ini digunakan oleh para biarawan untuk menulis buku yang digunakan dalam upacara keagamaan. Banyak naskah zaman ini juga dihiasi dengan emas, perak dan pigmen mewah lainnya.
Selama Abad Pertengahan, naskah dipersiapkan menggunakan pengerjaan yang rumit dan melelahkan, terutama pada awal produksi. Namun, prosesnya dapat bervariasi di berbagai daerah tetapi metode yang mendasarinya tetap sama. Perkamen, yang diperoleh dari kulit berbagai binatang, sering digunakan untuk menulis naskah. Mereka direndam, diregangkan, dikerik, dikeringkan dan akhirnya dipoles, untuk digunakan untuk keperluan menulis. Pada abad keempat belas, kertas diperkenalkan dan memberikan pilihan lain untuk menulis. Basis penulisan, pena dan kuas dipilih dan setelah itu lembaran-lembaran bahan tulisan sering diletakkan rata, satu di atas yang lain. Dengan demikian, lembaran bisa dilipat dan kemudian dijahit bersama untuk membentuk buku.
Kamus Oxford mendefinisikan transkrip sebagai ‘versi tertulis atau materi cetak pada awalnya
disajikan di media lain ’. Dalam linguistik, ini terutama mengacu pada representasi sistematis bahasa dalam tulisan. Sumbernya dapat berupa pidato atau teks di beberapa sistem penulisan lainnya. Transkripsi adalah bagian umum dari sidang pengadilan. Dalam sebuah persidangan, proses umumnya ditangkap dalam transkrip.
Transkripsi fonetik digunakan untuk representasi visual dari suara ucapan. Ini memberikan hubungan satu-ke-satu antara simbol dan suara. Sistem transkripsi fonemik yang paling populer dibuat oleh A.C. Gimson dan sistem itu diterbitkan pada tahun 1967. Sistem ini terutama digunakan dalam kamus-kamus yang diterbitkan di Inggris.
Transkripsi penting lainnya dikenal sebagai transkripsi ortografi; ia menggunakan konvensi ejaan standar bahasa. Transkripsi dilakukan berdasarkan aturan yang ditentukan oleh ortografi bahasa tertentu.
Saat ini, sebagian besar transkrip dalam bentuk file digital. Ada berbagai software yang digunakan untuk proses transkripsi. Naskah mengacu pada dokumen apa pun yang ditulis tangan. Di sisi lain, transkrip digunakan untuk versi tertulis atau dicetak dari bahan sumber. Bahan sumber perlu hadir di beberapa media lain seperti pidato. Namun, kata transkrip juga digunakan dalam pendidikan untuk merujuk inventarisasi kursus dan nilai atau nilai yang diperoleh siswa.