Pemrograman berorientasi objek (OOP) dan pemrograman prosedural adalah dua cara berpikir yang berbeda tentang cara menyusun program komputer. Pemrograman prosedural didasarkan pada gagasan bahwa program adalah serangkaian langkah yang dieksekusi satu demi satu, sedangkan OOP didasarkan pada gagasan bahwa program adalah kumpulan objek yang berkomunikasi satu sama lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan utama antara kedua paradigma ini dan mengeksplorasi kapan masing-masing mungkin sesuai.
Apa itu OOP?
Pemrograman Berorientasi Objek OOP adalah pendekatan pemrograman yang berfokus pada penggunaan objek untuk merancang dan mengimplementasikan program. OOP memandang program sebagai kumpulan objek yang berinteraksi satu sama lain untuk melakukan berbagai tugas. Setiap objek memiliki data dan metodenya sendiri, yang digunakan untuk mengakses dan memanipulasi data. OOP juga memungkinkan penggunaan kembali kode, yang berarti lebih mudah membuat program baru menggunakan kode yang sudah ada. Ini menjadikan OOP paradigma pemrograman yang efisien dan kuat.
Apa itu Pemrograman Prosedural?
Pemrograman Prosedural adalah jenis pemrograman di mana program dibuat menggunakan proses langkah demi langkah. Dalam Pemrograman Prosedural, setiap langkah ditulis sebagai prosedur atau fungsi yang terpisah. Prosedur-prosedur ini dapat dijalankan dalam urutan apa pun, tergantung pada kebutuhan program. Pemrograman Prosedural sering digunakan untuk program pendek atau program yang tidak memerlukan struktur data yang kompleks. Ini juga mudah dipelajari dan digunakan, menjadikannya pilihan populer untuk pemula. Namun, Pemrograman Prosedural mungkin kurang efisien dibandingkan jenis pemrograman lainnya, dan mungkin sulit untuk membuat program besar menggunakan metode ini. Akibatnya, Pemrograman Prosedural sering digunakan bersamaan dengan jenis pemrograman lain untuk membuat aplikasi yang lebih kompleks.
Perbedaan antara OOP dan Pemrograman Prosedural
OOP dan Pemrograman Prosedural adalah dua paradigma pemrograman yang berbeda. OOP, atau Pemrograman Berorientasi Objek, adalah paradigma pemrograman yang didasarkan pada konsep objek. Objek-objek ini dapat berisi data, serta kode yang menentukan perilaku objek. Bahasa OOP biasanya juga mendukung pewarisan, yang memungkinkan satu objek mewarisi properti objek lain. Pemrograman prosedural, di sisi lain, adalah paradigma pemrograman yang didasarkan pada konsep prosedur, atau “subrutin”.
Prosedur ini biasanya ditulis sebagai urutan instruksi, dan dijalankan satu demi satu. Namun, bahasa pemrograman prosedural juga mendukung modularitas, yang memungkinkan pemrogram memecah kode mereka menjadi unit yang lebih mudah dikelola. Pemrograman OOP dan prosedural memiliki kelebihan dan kekurangan, dan pilihan paradigma pada akhirnya bergantung pada kebutuhan pemrogram.
Kesimpulan
Pemrograman prosedural adalah gaya pemrograman di mana pemrogram menentukan, langkah demi langkah, bagaimana komputer harus melakukan tugas. Ini dapat dikontraskan dengan pemrograman berorientasi objek (OOP), di mana programmer membuat objek mandiri yang berkomunikasi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. Dalam pemrograman prosedural, semuanya dilakukan dalam satu program besar; di OOP, program yang lebih kecil yang disebut kelas digunakan untuk memodulasi kode dan membuatnya lebih mudah untuk dipahami dan dipelihara. Ada pro dan kontra untuk kedua gaya pemrograman – kode prosedural seringkali lebih efisien tetapi sulit untuk diikuti, sementara kode OOP lebih lambat tetapi lebih mudah dibaca dan dimodifikasi.