Menu Close

5 Perbedaan Fagositosis dan Pinositosis

Fagositosis dan pinositosis adalah dua proses penting dalam sel yang melibatkan penangkapan dan internalisasi bahan dari lingkungan ekstraselular. Meskipun keduanya memiliki persamaan dalam beberapa aspek, mereka juga memiliki perbedaan signifikan dalam hal ukuran partikel yang ditangkap, jenis bahan yang diambil, dan peran fisiologisnya.

Apa Itu Fagositosis?

Fagositosis adalah proses di mana sel menangkap, menelan, dan mencerna partikel besar, seperti bakteri, sel mati, atau bahan asing lainnya. Ini adalah mekanisme pertahanan penting dalam sistem kekebalan tubuh untuk menghilangkan patogen dan bahan asing dari tubuh.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam fagositosis:

  1. Pengenalan: Sel fagosit, seperti makrofag atau neutrofil, mendeteksi keberadaan partikel yang memicu respons fagositik. Ini bisa melalui pengenalan langsung dengan reseptor permukaan sel fagosit atau melalui sinyal kimia yang dilepaskan oleh partikel tersebut.
  2. Pengikatan: Sel fagosit mengikat partikel yang akan ditelan melalui reseptor permukaan spesifik yang mengenali motif khusus pada permukaan partikel. Proses ini memungkinkan pengenalan dan pengikatan yang kuat antara sel fagosit dan partikel yang akan ditelan.
  3. Pembentukan fagosom: Sel fagosit membentuk ekstensi sitoplasma yang melingkupi partikel yang terikat. Ekstensi ini secara bertahap menyelubungi partikel dan membentuk fagosom, yang merupakan kantung membran yang mengandung partikel yang tertangkap di dalamnya.
  4. Fusi dengan lisosom: Fagosom kemudian dapat berfusi dengan lisosom, organel yang mengandung enzim pencernaan, membentuk fagolisosom. Fusi ini memungkinkan enzim dari lisosom untuk mencerna partikel yang tertangkap.
  5. Pencernaan dan pemrosesan: Enzim lisosom menghancurkan partikel yang ditelan, memecahnya menjadi molekul-molekul yang lebih kecil yang dapat digunakan atau dikeluarkan dari sel. Produk sisa pencernaan kemudian dibuang dari sel melalui proses eksositosis.

Fagositosis penting dalam sistem kekebalan tubuh karena memungkinkan penghilangan patogen dan bahan asing dari tubuh. Sel fagosit juga berperan dalam merangsang respons imun yang lebih luas dengan mempresentasikan fragmen patogen yang dicerna pada permukaan selnya, memicu respons sel T dan sel B dalam sistem kekebalan adaptif.

Apa Itu Pinositosis?

Pinositosis adalah proses di mana sel mengambil cairan ekstraselular dan partikel-partikel kecil melalui invaginasi membran sel untuk membentuk vesikel intraselular. Dalam pinositosis, sel membentuk vesikel kecil yang mengandung cairan atau partikel yang diambil dari sekitar sel.

Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pinositosis:

  1. Invaginasi membran: Sel membentuk cekungan atau invaginasi pada membran selnya yang mengelilingi cairan atau partikel yang ingin diambil. Invaginasi ini disebut vesikel pinositik.
  2. Penangkapan partikel: Vesikel pinositik tumbuh dan menangkap cairan ekstraselular beserta partikel-partikel yang ada di dalamnya. Partikel-partikel ini bisa berupa molekul, ion, atau partikel padat kecil.
  3. Pembentukan vesikel: Invaginasi membran terus berkembang hingga akhirnya menutup dan membentuk vesikel pinositik yang terpisah dari membran sel. Vesikel ini berisi cairan dan partikel yang ditangkap.
  4. Fusi dengan lisosom: Vesikel pinositik dapat berfusi dengan lisosom, organel yang mengandung enzim pencernaan. Fusi ini memungkinkan cairan dan partikel yang terdapat dalam vesikel pinositik untuk dicerna oleh enzim lisosom.
  5. Pencernaan dan pemrosesan: Enzim lisosom dalam vesikel pinositik mencerna cairan dan partikel yang ditangkap, memecahnya menjadi molekul-molekul yang lebih kecil yang dapat digunakan oleh sel.

Pinositosis terjadi secara konstitutif dalam banyak sel untuk mengambil nutrisi dan memelihara keseimbangan seluler. Proses ini juga berperan dalam regulasi homeostasis cairan dan ion, serta dalam penyerapan molekul-molekul tertentu, seperti hormon dan protein, oleh sel.

Apa Persamaan Fagositosis dan Pinositosis?

Meskipun fagositosis dan pinositosis adalah dua proses yang berbeda, ada beberapa persamaan yang dapat ditemukan di antara keduanya:

  1. Internalisasi: Baik fagositosis maupun pinositosis melibatkan internalisasi bahan dari lingkungan ekstraselular ke dalam sel. Keduanya melibatkan pembentukan vesikel intraselular yang mengandung bahan yang akan diambil.
  2. Proses membran: Kedua proses ini melibatkan perubahan pada membran sel. Dalam fagositosis, sel membentuk ekstensi sitoplasma yang melingkupi partikel yang akan ditelan, sedangkan dalam pinositosis, sel membentuk invaginasi membran yang menangkap cairan dan partikel kecil.
  3. Fusi dengan lisosom: Baik fagositosis maupun pinositosis dapat melibatkan fusi vesikel dengan lisosom. Fusi ini memungkinkan bahan yang ditangkap untuk dicerna oleh enzim lisosom, sehingga memainkan peran penting dalam pemrosesan dan pencernaan bahan yang diinternalisasi.
  4. Proses seluler: Keduanya merupakan proses aktif yang memerlukan energi seluler untuk melibatkan perubahan membran, pembentukan vesikel, dan fusi dengan organel lain. Baik fagositosis maupun pinositosis melibatkan mekanisme regulasi internal sel untuk mengatur dan mengendalikan proses internalisasi ini.

Meskipun memiliki persamaan dalam beberapa aspek, fagositosis dan pinositosis juga memiliki perbedaan signifikan dalam hal ukuran partikel yang ditangkap, jenis bahan yang diambil, dan peran fisiologisnya.

Apa Perbedaan Fagositosis dan Pinositosis?

Berikut adalah perbedaan antara fagositosis dan pinositosis:

  1. Partikel yang ditangkap: Fagositosis terutama melibatkan penangkapan dan internalisasi partikel-partikel besar, seperti bakteri, sel mati, atau bahan asing lainnya. Pinositosis, di sisi lain, lebih berfokus pada penangkapan dan internalisasi cairan ekstraselular dan partikel-partikel kecil, seperti molekul-molekul nutrisi atau hormon.
  2. Ukuran partikel: Fagositosis mengambil partikel yang lebih besar, sedangkan pinositosis mengambil partikel yang lebih kecil. Partikel yang ditangkap dalam fagositosis umumnya memiliki ukuran yang dapat dilihat dengan mata telanjang atau dengan mikroskop, sedangkan partikel dalam pinositosis lebih kecil sehingga tidak terlihat secara langsung.
  3. Jenis sel yang terlibat: Fagositosis biasanya dilakukan oleh sel-sel fagosit, seperti makrofag, neutrofil, atau sel dendritik yang khusus dalam fungsi fagositik. Pinositosis, di sisi lain, dapat terjadi dalam berbagai jenis sel dan merupakan proses umum dalam sel-sel yang mengambil nutrisi dan mengatur keseimbangan seluler.
  4. Fungsi dan peran fisiologis: Fagositosis adalah mekanisme pertahanan penting dalam sistem kekebalan tubuh untuk menghilangkan patogen dan bahan asing dari tubuh. Ini juga berperan dalam merangsang respons imun yang lebih luas. Pinositosis, di sisi lain, berkontribusi pada penyerapan nutrisi, pemeliharaan keseimbangan seluler, dan regulasi homeostasis cairan dan ion.
  5. Regulasi: Fagositosis sering kali merupakan respons yang diinduksi secara aktif oleh pengenalan patogen atau sinyal-sinyal imun lainnya. Pinositosis, dalam banyak kasus, terjadi secara konstitutif dan tidak memerlukan stimulasi eksternal khusus.

Meskipun fagositosis dan pinositosis memiliki perbedaan dalam hal partikel yang ditangkap, ukuran partikel, jenis sel yang terlibat, dan peran fisiologisnya, keduanya adalah proses penting dalam internalisasi bahan dari lingkungan ekstraselular dan berkontribusi pada fungsi normal sel dan sistem kekebalan tubuh.