Menu Close

4 Perbedaan In Vitro dan In Vivo

Baik “in vitro” maupun “in vivo” memiliki perannya masing-masing dalam penelitian dan eksperimen ilmiah. Keduanya saling melengkapi dan digunakan untuk memahami aspek-aspek yang berbeda dari biologi dan respons organisme terhadap berbagai stimulus atau intervensi.

Perbedaan utama antara “in vitro” dan “in vivo” adalah lingkungan di mana eksperimen atau penelitian dilakukan. “In vitro” melibatkan eksperimen di dalam wadah laboratorium di luar tubuh organisme, sedangkan “in vivo” melibatkan eksperimen atau penelitian di dalam organisme hidup atau kondisi yang sesuai dengan kehidupan nyata.

Tabel Perbandingan In Vitro dan In Vivo

Berikut adalah tabel perbandingan antara in vitro dan in vivo:

Aspek In Vitro In Vivo
Definisi In vitro merujuk pada percobaan atau penelitian yang dilakukan di dalam lingkungan yang dikendalikan di luar tubuh organisme hidup, seperti dalam tabung reaksi atau cawan petri. Ini melibatkan penggunaan sel, jaringan, atau organisme yang diisolasi dan dijalankan dalam kondisi artifisial. In vivo merujuk pada percobaan atau penelitian yang dilakukan di dalam organisme hidup secara keseluruhan atau bagian-bagian tubuh organisme. Ini melibatkan penggunaan hewan percobaan atau subjek manusia, dan mencakup pengaruh lingkungan dan interaksi antara sistem tubuh yang kompleks.
Keuntungan Keuntungan in vitro adalah kontrol yang lebih baik terhadap variabel percobaan, lingkungan yang terkendali, dan kemampuan untuk melakukan penelitian pada tingkat seluler atau molekuler. Ini juga lebih murah dan lebih cepat daripada penelitian in vivo. Keuntungan in vivo adalah kemampuan untuk mempelajari interaksi antara sistem tubuh yang kompleks, respons biologis yang lebih mirip dengan kondisi manusia, dan penelitian yang lebih relevan dalam konteks penyakit atau pengobatan. Ini memungkinkan pengujian efek pada organisme hidup secara keseluruhan.
Contoh Contoh in vitro adalah penelitian yang menggunakan sel-sel kultur dalam tabung reaksi untuk mempelajari aktivitas biologis, obat-obatan, atau interaksi molekuler. Contoh in vivo adalah penelitian yang dilakukan pada hewan percobaan, seperti mencoba efektivitas obat pada tikus atau mempelajari penyakit pada model hewan.

Tabel ini memberikan perbandingan antara in vitro dan in vivo mencakup definisi, keuntungan, dan contoh. In vitro adalah penelitian atau percobaan yang dilakukan di dalam lingkungan yang dikendalikan di luar tubuh organisme hidup, sedangkan in vivo adalah penelitian atau percobaan yang dilakukan di dalam organisme hidup secara keseluruhan atau bagian-bagian tubuh organisme.

Keuntungan in vitro termasuk kontrol yang lebih baik terhadap variabel percobaan dan kemampuan untuk mempelajari tingkat seluler atau molekuler, sedangkan keuntungan in vivo termasuk kemampuan untuk mempelajari interaksi sistem tubuh yang kompleks dan respons biologis yang lebih mirip dengan kondisi manusia.

Apa Itu In Vitro?

“In vitro” adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yang berarti “di dalam kaca.” Dalam konteks ilmiah dan medis, “in vitro” merujuk pada eksperimen atau proses yang dilakukan di luar tubuh atau lingkungan hidup asli. Ini melibatkan penggunaan laboratorium dan wadah khusus seperti cawan Petri atau tabung reaksi untuk menyelidiki dan mempelajari reaksi biologis atau proses yang terjadi di luar organisme.

Contoh paling umum dari penggunaan “in vitro” adalah dalam bidang biologi sel dan biokimia. Misalnya, peneliti dapat melakukan percobaan “in vitro” dengan mengisolasi sel-sel hidup dari organisme dan mempelajari perilaku atau respons mereka terhadap rangsangan tertentu. Hal ini memungkinkan mereka untuk mempelajari sifat-sifat sel secara terpisah dan memahami mekanisme biologis yang mendasari.

Selain itu, istilah “in vitro” juga digunakan dalam konteks reproduksi manusia. Teknik reproduksi “in vitro” (in vitro fertilisasi atau IVF) adalah prosedur medis di mana pembuahan telur oleh sperma terjadi di luar tubuh wanita, biasanya dalam laboratorium. Embrio yang terbentuk kemudian ditransfer kembali ke rahim untuk implantasi dan perkembangan lebih lanjut.

Dalam rangkaian “in vitro” ini, “in vitro” mengacu pada proses yang terjadi di dalam tabung reaksi atau wadah laboratorium, bukan dalam tubuh manusia secara alami.

Apa Itu In Vivo?

“In vivo” adalah istilah yang berasal dari bahasa Latin yang berarti “di dalam tubuh.” Dalam konteks ilmiah dan medis, “in vivo” merujuk pada eksperimen, penelitian, atau proses yang dilakukan di dalam organisme hidup atau dalam kondisi yang sesuai dengan kehidupan nyata.

“In vivo” digunakan untuk menggambarkan studi yang dilakukan pada organisme keseluruhan, seperti hewan percobaan atau manusia, di mana proses biologis atau efek suatu zat atau intervensi diteliti dan diamati dalam lingkungan yang lebih kompleks dan relevan.

Contoh penggunaan “in vivo” adalah dalam penelitian obat, di mana zat yang sedang diuji diberikan kepada hewan percobaan atau subjek manusia untuk melihat efeknya pada sistem biologis secara keseluruhan. Penelitian “in vivo” dapat mencakup pengamatan berbagai parameter fisiologis, respons imun, interaksi dengan organ-organ tubuh, atau efek pada tingkat organisme secara keseluruhan.

Pentingnya penelitian “in vivo” adalah karena lingkungan tubuh yang kompleks dan interaksi antara organisme dan lingkungannya tidak dapat sepenuhnya direplikasi dalam eksperimen “in vitro” (di dalam wadah laboratorium). Dengan melakukan penelitian “in vivo”, ilmuwan dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang bagaimana suatu zat atau intervensi berperilaku dalam tubuh dan memahami dampaknya pada organisme secara keseluruhan.

Secara umum, istilah “in vivo” digunakan untuk menyoroti pentingnya penelitian yang dilakukan dalam lingkungan organisme hidup dan membantu membedakan penelitian tersebut dari studi “in vitro” (di dalam kaca) atau “in silico” (dalam komputer).

Apa Persamaan In Vitro dan In Vivo

Meskipun “in vitro” dan “in vivo” adalah istilah yang digunakan dalam konteks yang berbeda, ada beberapa persamaan antara keduanya, terutama dalam konteks penelitian dan eksperimen ilmiah. Beberapa persamaan tersebut antara lain:

  1. Fokus pada Penelitian: Baik “in vitro” maupun “in vivo” digunakan dalam konteks penelitian dan eksperimen ilmiah. Keduanya mengacu pada upaya untuk memahami proses biologis, respons, atau efek suatu zat atau intervensi terhadap organisme.
  2. Penggunaan Laboratorium: Baik “in vitro” maupun “in vivo” melibatkan penggunaan fasilitas dan peralatan laboratorium untuk melakukan eksperimen atau penelitian. Namun, perbedaan utama terletak pada lingkungan di mana eksperimen dilakukan.
  3. Relevansi terhadap Organisme: Baik “in vitro” maupun “in vivo” memiliki relevansi terhadap organisme hidup. Mereka berusaha untuk memahami respons biologis, interaksi, atau efek suatu zat atau intervensi pada organisme hidup, meskipun dalam konteks yang berbeda.
  4. Mendukung Penelitian Lanjutan: Keduanya sering digunakan sebagai tahap awal dalam penelitian ilmiah. Eksperimen “in vitro” sering digunakan untuk mempelajari sifat-sifat seluler atau molekuler sebelum melanjutkan ke penelitian “in vivo” yang melibatkan organisme secara keseluruhan.

Meskipun ada persamaan di atas, perbedaan utama antara “in vitro” dan “in vivo” adalah lingkungan di mana eksperimen atau penelitian dilakukan. “In vitro” melibatkan eksperimen di dalam wadah laboratorium di luar tubuh organisme, sedangkan “in vivo” melibatkan eksperimen atau penelitian di dalam organisme hidup atau kondisi yang sesuai dengan kehidupan nyata.

Apa Perbedaan In Vitro dan In Vivo

Perbedaan antara “in vitro” dan “in vivo” terletak pada lingkungan di mana eksperimen atau penelitian dilakukan dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi interpretasi hasil. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

  1. Lingkungan Eksperimen: “In vitro” merujuk pada eksperimen atau penelitian yang dilakukan di dalam wadah laboratorium di luar tubuh organisme. Ini bisa berupa percobaan dengan sel-sel, jaringan, atau sistem biologis yang diisolasi dan dikultur di laboratorium. Di sisi lain, “in vivo” melibatkan eksperimen atau penelitian yang dilakukan di dalam organisme hidup atau kondisi yang sesuai dengan kehidupan nyata. Ini melibatkan kajian pada sistem biologis yang berinteraksi dengan lingkungan internal dan eksternal secara alami.
  2. Kompleksitas Lingkungan: Eksperimen “in vitro” dilakukan dalam lingkungan yang lebih terkontrol dan sederhana dibandingkan dengan kondisi alami. Lingkungan “in vitro” biasanya tidak mampu mereplikasi semua aspek kompleksitas yang ada dalam tubuh atau organisme hidup. Di sisi lain, eksperimen “in vivo” memungkinkan interaksi organisme dengan lingkungan yang lebih kompleks dan menyediakan konteks yang lebih relevan untuk memahami respons biologis.
  3. Relevansi terhadap Organisme: “In vitro” dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang mekanisme dasar dan respons seluler atau molekuler. Eksperimen “in vitro” sering digunakan sebagai langkah awal untuk mempelajari komponen individu sebelum memasuki konteks organisme secara keseluruhan. “In vivo” lebih relevan terhadap organisme secara keseluruhan dan memberikan pemahaman tentang interaksi antara organ, sistem, dan respon keseluruhan organisme.
  4. Validitas Eksternal: Eksperimen “in vitro” mungkin memiliki validitas eksternal yang lebih rendah, karena lingkungan yang terisolasi dari organisme secara keseluruhan. Hasil “in vitro” dapat memberikan wawasan awal, tetapi perlu dikonfirmasi atau diperiksa lebih lanjut dalam lingkungan “in vivo” untuk memahami implikasi pentingnya dalam konteks biologis yang lebih luas.

Penting untuk diingat bahwa baik “in vitro” maupun “in vivo” memiliki perannya masing-masing dalam penelitian dan eksperimen ilmiah. Keduanya saling melengkapi dan digunakan untuk memahami aspek-aspek yang berbeda dari biologi dan respons organisme terhadap berbagai stimulus atau intervensi.