Menu Close

Perbedaan antara Pengamat dan Scrutinizer

Saat merancang dan mengimplementasikan kerangka kerja otomasi pengujian, ada dua peran utama yang sering diambil orang: pengamat dan pengamat. Keduanya memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik, tetapi penting untuk mengetahui mana yang tepat untuk tim Anda. Dalam posting blog ini, kita akan membahas perbedaan antara pengamat dan pengamat, dan bagaimana Anda bisa mengetahui peran mana yang terbaik untuk Anda.

Apa itu Pengamat?

Pengamat adalah pola desain perangkat lunak di mana sebuah objek, yang disebut subjek, memelihara daftar dependennya, yang disebut pengamat, dan memberi tahu mereka secara otomatis tentang setiap perubahan keadaan, biasanya dengan memanggil salah satu metode mereka. Pengamat sering digunakan dalam penanganan acara, pemrograman GUI, dan situasi lain di mana panggilan balik digunakan. Pola desain Pengamat juga dikenal sebagai pola Publish-Subscribe atau Pub-Sub. Pengamat adalah pola desain yang sangat populer dan digunakan di banyak kerangka kerja, seperti kerangka kerja Model-View-Controller (MVC).

Apa itu Pemeriksa?

Scrutinizers adalah orang yang memeriksa informasi dan bukti. Mereka mencari kesalahan, inkonsistensi, dan kemungkinan bias untuk menentukan validitas klaim atau argumen. Scrutinizer memainkan peran penting dalam memastikan bahwa argumen didasarkan pada informasi yang akurat dan penalaran yang masuk akal. Tanpa pengawasan, argumen dapat dengan cepat merosot menjadi pemanggilan nama dan fitnah. Scrutinizers membantu menjaga diskusi terfokus pada masalah yang ada dengan mengidentifikasi kekeliruan dan klaim palsu. Singkatnya, scrutinizers memainkan peran penting dalam mempromosikan pemikiran kritis dan dialog konstruktif.

Perbedaan antara Pengamat dan Scrutinizer

Ada dua cara utama di mana Pengamat dan Scrutinizer berbeda. Pertama, Observer adalah seseorang yang secara pasif menyerap informasi dari lingkungannya, sedangkan Scrutinizer aktif mencari informasi dan bukti.

  • Kedua, Pengamat biasanya lebih objektif dalam menilai informasi, sedangkan Scrutinizer sering kali memiliki bias atau agenda yang ingin mereka dukung.
  • Akibatnya, penting untuk menyadari perbedaan-perbedaan ini ketika mempertimbangkan peran mana yang harus diambil dalam situasi tertentu. Pengamat lebih cenderung memberikan informasi yang akurat, tetapi Scrutinizer lebih cenderung menemukan bukti atau detail tersembunyi yang terlewatkan oleh orang lain.
  • Pada akhirnya, pendekatan terbaik sering mengambil kedua peran pada waktu yang berbeda, untuk mendapatkan pemahaman situasi yang paling komprehensif.

Kesimpulan

Perbedaan antara observer dan scrutinizer bisa menjadi perbedaan antara melakukan penjualan atau tidak. Ketika Anda memahami bagaimana pelanggan Anda berpikir, akan lebih mudah untuk menjual kepada mereka. Menerapkan prinsip ilmu saraf kognitif ke strategi pemasaran digital Anda akan membantu Anda melakukan hal itu.