Menu Close

Perbedaan antara Pluralitas dan Mayoritas

Dalam masyarakat demokratis, keinginan mayoritas biasanya lebih disukai daripada keinginan kelompok yang lebih kecil. Ini dilakukan melalui proses yang disebut pluralitas, yaitu ketika kandidat dengan suara terbanyak (meski tidak memiliki mayoritas) memenangkan pemilihan.

Namun, ada kalanya penting untuk mempertimbangkan pendapat minoritas, meskipun mereka bukan mayoritas. Ini dapat dilakukan melalui sesuatu yang disebut Aturan Mayoritas, yang memberi bobot lebih besar pada pendapat mereka yang menjadi mayoritas. Dalam postingan blog hari ini, kita akan menjelajahi perbedaan antara aturan Pluralitas dan Mayoritas, dan membahas kapan masing-masing aturan tersebut paling tepat. Pantau terus!

Apa itu Pluralitas?

Pluralitas, juga dikenal sebagai first past the post, adalah sistem pemungutan suara di mana setiap pemilih diperbolehkan memberikan satu suara untuk kandidat pilihan mereka. Kandidat dengan suara terbanyak menang, terlepas dari apakah mereka menerima mayoritas atau tidak dari total suara yang diberikan.

  • Pluralitas digunakan di banyak negara di dunia, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Pluralitas memiliki kelebihan dan kekurangan.
  • Salah satu keuntungannya adalah sederhana untuk dipahami dan mudah dikelola. Keuntungan lainnya adalah biasanya mengarah pada hasil yang jelas, dengan satu kandidat muncul sebagai pemenang.
  • Namun, Pluralitas juga dapat menyebabkan beberapa masalah. Satu masalah adalah bahwa hal itu dapat memungkinkan seorang kandidat untuk menang meskipun hanya didukung oleh minoritas pemilih. Hal ini terkadang dapat menimbulkan ketidakpuasan di antara mereka yang tidak mendukung calon pemenang.

Pluralitas juga dapat menciptakan insentif bagi pemilih untuk “menyia-nyiakan” suaranya pada kandidat yang tidak memiliki peluang menang untuk mencegah kandidat pilihan mereka kalah. Pluralitas bukanlah sistem yang sempurna, tetapi digunakan secara luas dan memiliki pendukung dan pencela.

Apa itu Mayoritas?

Mayoritas adalah sekelompok orang atau benda yang jumlahnya lebih banyak daripada yang lain. Dalam konteks pemungutan suara, mayoritas adalah kelompok orang yang memiliki suara terbanyak dibandingkan kelompok lainnya. Misalnya, jika ada tiga kandidat untuk jabatan dan dua di antaranya memperoleh suara lebih banyak daripada yang ketiga, maka kedua kandidat tersebut dianggap mayoritas.

Mayoritas juga dapat merujuk pada kelompok yang kuantitas atau kepentingannya lebih besar daripada yang lain. Misalnya, jika ada tiga perusahaan dalam industri tertentu dan salah satunya menguasai lebih dari separuh pangsa pasar, maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki mayoritas. Secara umum, istilah mayoritas mengacu pada segala sesuatu yang lebih besar jumlahnya atau lebih penting daripada yang lainnya.

Perbedaan antara Pluralitas dan Mayoritas

Pluralitas dan mayoritas adalah dua istilah yang sering digunakan secara bergantian, namun ada perbedaan penting di antara keduanya. Pluralitas mengacu pada kelompok terbesar dalam populasi tertentu, terlepas dari apakah kelompok itu merupakan mayoritas atau tidak.

  • Sebaliknya, mayoritas mengacu pada kelompok yang merupakan lebih dari setengah populasi tertentu.
  • Dengan kata lain, pluralitas dapat berukuran berapa saja, sedangkan mayoritas harus lebih besar dari 50%. Perbedaan ini penting karena dapat memiliki implikasi yang signifikan terhadap bagaimana keputusan dibuat dalam suatu kelompok.
  • Misalnya, dalam suara Pluralitas, pemenangnya hanyalah kandidat dengan suara terbanyak, terlepas dari apakah mereka memiliki mayoritas atau tidak. Sebaliknya, dalam suara Mayoritas, pemenang harus menerima lebih dari 50% suara untuk menang.

Akibatnya, pemungutan suara Pluralitas dan Mayoritas dapat menghasilkan hasil yang sangat berbeda.

Kesimpulan

Pluralitas adalah sistem pemungutan suara yang paling umum di negara-negara demokrasi. Ini adalah cara sederhana untuk memilih pemimpin dengan menghitung jumlah suara yang diterima setiap kandidat. Mayoritas, di sisi lain, mensyaratkan kandidat yang menang memiliki lebih dari setengah dari semua suara yang diberikan (bukan hanya suara terbanyak). Ini membuatnya menjadi sistem yang lebih sulit untuk dimenangkan karena mungkin ada beberapa kandidat dengan suara mayoritas. Dalam kasus di mana tidak ada kandidat yang memiliki suara mayoritas, pemilihan dapat dilanjutkan ke putaran kedua antara dua kandidat teratas.