Menu Close

Perbedaan antara Reaksi Eksergonik dan Endergonik

Kita semua tahu bahwa energi diperlukan untuk kehidupan. Tapi dari mana energi ini berasal? Jawabannya terletak pada perbedaan antara reaksi eksergonik dan endergonik. Dalam posting ini, kita akan mengeksplorasi apa arti istilah-istilah ini, dan melihat beberapa contohnya. Kita juga akan membahas bagaimana energi ditransfer dalam reaksi-reaksi ini, dan apa implikasinya bagi kehidupan kita sehari-hari. Jadi mari kita mulai!

Apa itu Reaksi Eksergonik?

Reaksi eksergonik adalah reaksi kimia yang menghasilkan pelepasan energi. Dalam kebanyakan kasus, energi ini dilepaskan dalam bentuk panas. Reaksi eksergonik dapat terjadi secara alami, seperti saat kayu terbakar atau dapat diinduksi oleh gaya eksternal, seperti saat baterai digunakan untuk menyalakan perangkat elektronik. Reaksi eksergonik sangat penting untuk banyak proses biologis, termasuk kontraksi otot dan pembelahan sel. Tanpa reaksi eksergonik, kehidupan seperti yang kita ketahui tidak akan mungkin terjadi.

Apa itu Reaksi Endergonik?

  • Reaksi endergonik adalah reaksi kimia di mana produk memiliki lebih banyak energi potensial daripada reaktan. Kelebihan energi potensial ini biasanya dalam bentuk panas atau cahaya. Reaksi endergonik adalah kebalikan dari reaksi eksergonik, di mana produk memiliki energi potensial yang lebih kecil daripada reaktan.
  • Salah satu contoh reaksi endergonik adalah fotosintesis, di mana energi cahaya digunakan untuk mengubah air dan karbon dioksida menjadi glukosa dan oksigen. Produk dari reaksi ini (glukosa dan oksigen) memiliki lebih banyak energi potensial daripada reaktan (air dan karbon dioksida). Contoh lain dari reaksi endergonik adalah sintesis ATP, molekul penyimpan energi yang digunakan oleh sel.
  • Dalam reaksi ini, ATP disintesis dari ADP dan fosfat anorganik menggunakan energi kimia dari reaksi eksergonik lainnya. Reaksi endergonik sering digabungkan dengan reaksi eksergonik, di mana energi yang dilepaskan oleh reaksi eksergonik digunakan untuk menggerakkan reaksi endergonik. Reaksi endergonik sangat penting untuk banyak proses biokimia, termasuk metabolisme, pertumbuhan sel, dan kontraksi otot.

Perbedaan antara Reaksi Eksergonik dan Endergonik

Reaksi eksergonik adalah reaksi yang melepaskan energi, sedangkan reaksi endergonik adalah reaksi yang memerlukan masukan energi. Istilah eksergonik dan endergonik menggambarkan keseluruhan energetika suatu reaksi, bukan perincian spesifik tentang bagaimana reaksi itu terjadi.

  • Reaksi eksergonik dan endergonik keduanya dapat terjadi secara spontan, artinya akan terjadi tanpa masukan energi dari luar. Namun, reaksi eksergonik akan selalu memiliki entalpi negatif (-ΔH), sedangkan reaksi endergonik akan selalu memiliki entalpi positif (ΔH).
  • Reaksi eksergonik sering dikaitkan dengan “menurun” atau “tidak menguntungkan”, sedangkan reaksi endergonik sering dikaitkan dengan “menanjak” atau “menguntungkan”. Secara umum, reaksi eksergonik lebih mungkin terjadi daripada reaksi endergonik.
  • Ini karena alam semesta cenderung bergerak dari keadaan entropi yang lebih tinggi (lebih banyak ketidakteraturan) ke entropi yang lebih rendah (lebih sedikit ketidakteraturan). Reaksi eksergonik cenderung meningkatkan entropi, sedangkan reaksi endergonik cenderung menurunkan entropi.

Akibatnya, reaksi eksergonik cenderung spontan dan reaksi endergonik cenderung tidak spontan. Reaksi eksergonik dan endergonik keduanya dapat dikatalisis, artinya dapat dibuat lebih cepat dengan bantuan katalis. Katalis bekerja dengan cara menurunkan energi aktivasi suatu reaksi, sehingga memudahkan terjadinya reaksi.

Kesimpulan

Reaksi eksergonik melepaskan energi, sedangkan reaksi endergonik membutuhkan energi. Dalam istilah biokimia, reaksi eksergonik adalah proses di mana spesies kimia memperoleh lebih banyak energi bebas daripada yang hilang, sedangkan reaksi endergonik adalah proses di mana spesies kimia kehilangan lebih banyak energi bebas daripada yang diperolehnya. Ketika Anda memikirkannya, ini masuk akal – jika sesuatu melepaskan energi, itu akan dianggap “eksergik” atau aktif, dan jika sesuatu membutuhkan energi untuk terjadi, itu akan dianggap “energik” atau pasif.