Menu Close

Perbedaan antara CRR dan SLR

Untuk menjaga stabilitas keuangan, bank sentral dan regulator perbankan mewajibkan lembaga keuangan untuk memiliki aset likuid pada tingkat tertentu. Ini dikenal sebagai persyaratan likuiditas dan diimplementasikan dalam bentuk rasio cadangan kas (CRR) dan rasio likuiditas wajib (SLR). Artikel ini akan membahas perbedaan antara CRR dan SLR.

Apa itu CRR?

CRR atau Cash Reserve Ratio adalah persentase uang tunai yang harus disimpan bank dengan RBI. Misalnya, jika CRR adalah 5%, bank harus mempertahankan Rs. 100 dengan RBI untuk setiap Rs. 2000 yang mereka miliki sebagai simpanan. CRR digunakan oleh RBI sebagai alat untuk mengendalikan likuiditas di sistem perbankan dan juga inflasi. Peningkatan tingkat CRR berarti bank memiliki lebih sedikit uang untuk dipinjamkan yang mengarah pada pengurangan jumlah uang beredar dalam perekonomian dan ini memperlambat pertumbuhan ekonomi. RBI biasanya meningkatkan CRR ketika ingin mengendalikan inflasi dan menurunkan CRR ketika ingin mendorong pertumbuhan ekonomi. CRR juga digunakan sebagai alat oleh RBI untuk mengirimkan sinyal ke pasar tentang sikap kebijakan moneternya. Saat ini, CRR adalah 3%.

Apa itu SLR?

SLR adalah singkatan dari Rasio Likuiditas Wajib. Ini adalah persentase aset likuid yang harus dipertahankan oleh lembaga keuangan sebagai kas atau setara kas. SLR ditentukan oleh Reserve Bank of India (RBI) dan saat ini ditetapkan sebesar 21,5%. Ini berarti bahwa untuk setiap Rs.100 deposito yang dimiliki bank, bank harus memelihara Rs.21.5 sebagai kas atau setara kas. SLR penting karena memastikan bank memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kewajibannya bahkan pada saat stres. RBI menggunakan SLR untuk mengontrol jumlah uang beredar dalam perekonomian dan mempengaruhi suku bunga yang dikenakan oleh bank. SLR juga mempengaruhi profitabilitas bank karena bank diharuskan menyisihkan persentase tertentu dari simpanannya sebagai kas atau setara kas.

Perbedaan antara CRR dan SLR

CRR dan SLR adalah dua istilah yang sering digunakan dalam konteks kebijakan perbankan dan moneter. CRR adalah singkatan dari Cash Reserve Ratio, dan mengacu pada persentase simpanan bank yang harus disimpan dalam bentuk tunai. SLR, di sisi lain, adalah Rasio Likuiditas Wajib, dan mengacu pada persentase simpanan bank yang harus diinvestasikan dalam sekuritas pemerintah.

Baik CRR dan SLR adalah alat penting untuk mengelola jumlah uang beredar, tetapi keduanya berbeda dalam beberapa hal utama. CRR diatur oleh bank sentral, sedangkan SLR diatur oleh pemerintah. CRR biasanya lebih rendah daripada SLR, yang berarti bahwa bank memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam menggunakan simpanan mereka. Terakhir, CRR dapat diubah dengan relatif cepat jika diperlukan, sementara perubahan pada SLR cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk diimplementasikan.

Kesimpulan

Rasio Cadangan Kas CRR dan Rasio Likuiditas Wajib SLR adalah dua rasio penting yang harus dipatuhi bank. Namun, ada banyak kebingungan tentang perbedaan antara kedua rasio ini. Dalam posting blog ini, kami telah mencoba menjernihkan beberapa kebingungan itu. Kami harap informasi ini bermanfaat bagi Anda.