Menu Close

Perbedaan antara MRI dan FMRI

Pencitraan resonansi magnetik (MRI) dan pencitraan resonansi magnetik fungsional (fMRI) adalah jenis pencitraan medis yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar bagian dalam tubuh. Meskipun mereka memiliki beberapa kesamaan, ada juga beberapa perbedaan utama antara MRI dan fMRI. Pada artikel ini, kita akan melihat lebih dekat perbedaan tersebut.

Apa itu MRI?

MRI, atau pencitraan resonansi magnetik, adalah alat diagnostik yang menggunakan magnet kuat dan gelombang radio untuk membuat gambar detail bagian dalam tubuh. MRI tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak melibatkan radiasi pengion, menjadikannya pilihan yang aman untuk pasien segala usia. MRI dapat digunakan untuk mencitrakan otak, tulang belakang, persendian, organ, dan jaringan lain. MRI sering digunakan untuk mendiagnosis kondisi seperti stroke, tumor, aneurisma, dan robekan ligamen dan tendon. MRI juga dapat digunakan untuk memandu biopsi dan prosedur lainnya. MRI adalah alat penting dalam diagnosis dan pengobatan banyak kondisi, dan terus disempurnakan seiring ditemukannya aplikasi baru.

Apa itu fMRI?

fMRI adalah teknik pencitraan otak yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk mengukur aktivitas otak. fMRI adalah singkatan dari Pencitraan Resonansi Magnetik fungsional. fMRI dapat digunakan untuk mengukur perubahan aliran darah dan pengambilan oksigen di otak, yang dapat digunakan untuk menyimpulkan perubahan aktivitas saraf. fMRI tidak invasif dan tidak memerlukan penggunaan agen kontras. fMRI telah digunakan untuk mempelajari berbagai topik, termasuk memori, perhatian, persepsi, dan pengambilan keputusan. fMRI adalah alat yang ampuh untuk mempelajari otak manusia, dan telah merevolusi pemahaman kita tentang cara kerja otak.

Perbedaan antara MRI dan fMRI

MRI dan fMRI adalah teknik pencitraan medis yang menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar tubuh. MRI menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan atom hidrogen dalam tubuh, sedangkan fMRI menggunakan medan magnet yang lebih lemah dan mengandalkan perubahan kecil pada aliran darah yang terjadi sebagai respons terhadap aktivitas saraf. MRI lebih cocok untuk pencitraan jaringan keras seperti tulang dan otot, sedangkan fMRI lebih cocok untuk pencitraan jaringan lunak seperti otak. MRI juga mampu memberikan gambar dengan detail yang lebih besar daripada fMRI, menjadikannya pilihan yang lebih disukai untuk banyak aplikasi diagnostik. Namun, fMRI lebih murah dan lebih mudah dilakukan, menjadikannya pilihan yang lebih menarik untuk tujuan penelitian.

Kesimpulan

MRI dan fMRI keduanya digunakan untuk mengukur aktivitas otak, tetapi menggunakan teknik yang berbeda. MRI mengukur medan magnet yang dihasilkan oleh proton dalam molekul air, sedangkan fMRI mengukur perubahan aliran darah. Perbedaan ini berarti MRI dapat digunakan untuk mengukur struktur otak, sedangkan fMRI dapat digunakan untuk mengukur fungsi otak. Kedua teknik tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, oleh karena itu sering digunakan bersamaan.