Menu Close

5 Perbedaan Impresionisme dan Post Impresionisme

Apa Itu Impresionisme?

Impresionisme adalah sebuah gerakan seni lukis yang berkembang pada akhir abad ke-19 di Prancis. Gerakan ini dipelopori oleh sekelompok seniman, antara lain Claude Monet, Pierre-Auguste Renoir, Edgar Degas, dan Camille Pissarro. Nama “Impresionisme” sendiri diambil dari lukisan Monet yang berjudul “Impression, Sunrise” (Impresi, Fajar).

Impresionisme menekankan pada penggambaran kesan atau impresi visual yang ditangkap oleh seniman dalam suasana alam atau objek yang mereka gambar. Mereka menggunakan teknik cepat dan spontan, dengan kuas yang lembut dan goresan yang terlihat tidak sempurna. Seniman impresionis berusaha menangkap efek cahaya alami dan perubahan suasana dalam karya-karyanya.

Ciri khas lukisan impresionis adalah penggunaan warna-warna cerah, penggunaan sapuan kuas yang kasar, dan fokus pada penggambaran suasana sehari-hari, termasuk pemandangan alam, pemandangan perkotaan, dan potret manusia. Mereka sering melukis di luar ruangan (en plein air) untuk menangkap langsung suasana dan efek cahaya alami.

Gerakan impresionisme awalnya menghadapi penolakan dan kritik dari kalangan seni resmi pada zamannya. Namun, seiring berjalannya waktu, impresionisme menjadi salah satu gerakan seni yang paling berpengaruh dalam sejarah seni. Karya-karya impresionis tidak hanya mempengaruhi perkembangan seni lukis, tetapi juga seni rupa secara keseluruhan.

Impresionisme juga mempengaruhi gaya seni lainnya, seperti post-impresionisme, neo-impressionisme, dan seni modern. Lukisan impresionis terkenal seperti “Water Lilies” (Nympheas) karya Monet, “Dance at Le Moulin de la Galette” karya Renoir, dan “The Starry Night” (Malam Berbintang) karya Vincent van Gogh menjadi ikonik dalam sejarah seni.

Apa Itu Post Impresionisme?

Post-Impresionisme adalah gerakan seni yang mengikuti periode Impresionisme pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Gerakan ini melibatkan sekelompok seniman yang bereksperimen dengan gaya dan teknik baru, melampaui batasan Impresionisme. Meskipun tidak ada kelompok formal yang terorganisir, seniman-seniman post-impresionis memiliki ketertarikan dan tujuan umum dalam eksplorasi bentuk, warna, dan ekspresi.

Beberapa seniman post-impresionis terkenal termasuk Vincent van Gogh, Paul Cézanne, Paul Gauguin, Georges Seurat, dan Henri Rousseau. Masing-masing seniman ini memiliki gaya dan pendekatan yang unik terhadap seni.

Ciri khas dari karya seni post-impresionis adalah penggunaan warna yang cerah dan kontras yang kuat, penanganan bentuk yang eksperimental, dan penekanan pada ekspresi pribadi dan emosi. Seniman-seniman post-impresionis sering kali mengabaikan representasi yang realistis dan memilih untuk mengekspresikan perasaan dan interpretasi pribadi mereka melalui karya-karya mereka.

Misalnya, Vincent van Gogh dikenal dengan penggunaan kuas yang tebal dan warna yang dramatis, serta memperlihatkan ekspresi emosional yang intens dalam karyanya, seperti “The Starry Night” dan “Sunflowers”. Paul Cézanne memperkenalkan pemikiran tentang struktur dan bidang, menggambarkan objek dengan bentuk geometris dan mempengaruhi perkembangan seni kubis dan seni modern.

Post-Impresionisme membuka jalan bagi perkembangan aliran seni baru seperti Fauvisme, Kubisme, dan Ekspresionisme. Gerakan ini memberikan kontribusi penting terhadap keberagaman gaya seni pada abad ke-20 dan berdampak besar dalam sejarah seni modern.

Apa Persamaan Impresionisme dan Post Impresionisme?

Meskipun Impresionisme dan Post-Impresionisme adalah dua gerakan seni yang berbeda, ada beberapa persamaan antara keduanya. Berikut adalah beberapa persamaan antara Impresionisme dan Post-Impresionisme:

  1. Pengaruh pada kebebasan artistik: Baik Impresionisme maupun Post-Impresionisme menandai pergeseran dari gaya seni yang lebih konservatif dan akademis pada zamannya. Kedua gerakan ini mengeksplorasi kebebasan artistik dan menyelidiki teknik baru serta pendekatan yang inovatif dalam seni.
  2. Fokus pada penggunaan warna: Baik Impresionisme maupun Post-Impresionisme menempatkan penekanan besar pada penggunaan warna dalam karya seni. Keduanya menggunakan warna yang cerah dan kontras untuk mengekspresikan suasana dan emosi.
  3. Eksplorasi cahaya dan alam: Kedua gerakan ini mengeksplorasi pemahaman tentang cahaya alami dan efek yang dihasilkannya dalam karya seni. Baik Impresionisme maupun Post-Impresionisme sering melukis di luar ruangan (en plein air) untuk menangkap efek cahaya alami dan suasana yang berubah.
  4. Penggambaran subjek sehari-hari: Baik Impresionisme maupun Post-Impresionisme menekankan penggambaran subjek sehari-hari, termasuk pemandangan alam, pemandangan perkotaan, dan potret manusia. Keduanya berusaha untuk merekam momen-momen kehidupan sehari-hari dengan cara yang lebih spontan dan tidak terlalu terikat pada representasi yang realistis.
  5. Pengaruh terhadap seni modern: Baik Impresionisme maupun Post-Impresionisme memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan seni modern. Kedua gerakan ini mempengaruhi dan menginspirasi aliran seni selanjutnya, seperti Fauvisme, Kubisme, Ekspresionisme, dan banyak lagi.

Meskipun ada persamaan di antara keduanya, Post-Impresionisme juga menandai pergeseran dan eksperimen yang lebih jauh dalam gaya dan teknik seni, dengan penekanan lebih pada struktur, bentuk, dan ekspresi pribadi.

Apa Perbedaan Impresionisme dan Post Impresionisme?

Meskipun Impresionisme dan Post-Impresionisme memiliki beberapa persamaan, ada juga perbedaan signifikan antara kedua gerakan seni tersebut. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara Impresionisme dan Post-Impresionisme:

  1. Pendekatan pada representasi visual: Impresionisme cenderung menekankan pada penangkapan kesan visual yang cepat dan efemeral, sedangkan Post-Impresionisme lebih mengutamakan interpretasi pribadi dan ekspresi emosional. Seniman-seniman Post-Impresionis sering kali mengabaikan representasi realistis dan lebih fokus pada pemikiran tentang bentuk, warna, dan ekspresi pribadi.
  2. Penggunaan warna: Impresionisme menggunakan warna yang cerah dan murni untuk menangkap efek cahaya alami, sementara Post-Impresionisme cenderung eksperimen dengan penggunaan warna yang lebih eksentrik dan non-realistik. Misalnya, Vincent van Gogh menggunakan warna yang cerah dan kontras yang kuat untuk mengungkapkan emosi dalam karyanya.
  3. Penanganan bentuk: Impresionisme cenderung menggunakan goresan kasar dan spontan untuk menangkap kesan visual dengan cepat. Di sisi lain, Post-Impresionisme lebih tertarik pada struktur dan bentuk, dan beberapa seniman Post-Impresionis, seperti Paul Cézanne, mulai memperkenalkan elemen-elemen geometris dalam karya mereka.
  4. Pengaruh dan tujuan: Impresionisme berusaha merevolusi seni lukis pada masanya dengan pendekatan baru terhadap cahaya, warna, dan penggambaran subjek sehari-hari. Post-Impresionisme muncul sebagai reaksi terhadap batasan Impresionisme dan seniman-seniman Post-Impresionis mencari cara baru untuk mengekspresikan diri mereka, melampaui kesederhanaan Impresionisme dan lebih fokus pada ekspresi pribadi dan eksplorasi gaya, bentuk, dan warna.
  5. Seniman-seniman terkemuka: Impresionisme dikenal dengan seniman-seniman seperti Claude Monet, Pierre-Auguste Renoir, dan Edgar Degas. Sedangkan, Post-Impresionisme melibatkan seniman-seniman seperti Vincent van Gogh, Paul Cézanne, Paul Gauguin, Georges Seurat, dan Henri Rousseau.

Meskipun terdapat perbedaan penting ini, perlu diingat bahwa Impresionisme dan Post-Impresionisme adalah gerakan seni yang saling berhubungan dan satu mempengaruhi perkembangan yang lain. Post-Impresionisme dapat dilihat sebagai kelanjutan dan perluasan dari gagasan-gagasan yang muncul dalam Impresionisme.