Menu Close

Perbedaan antara Populisme dan Progresivisme

Dalam beberapa tahun terakhir, ada banyak diskusi tentang perbedaan antara populisme dan progresivisme. Meskipun kedua ideologi tersebut memiliki beberapa kesamaan, mereka juga memiliki perbedaan utama. Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi perbedaan tersebut dan membahas pro dan kontra dari setiap gerakan.

Apa itu Populisme?

  • Populisme adalah filosofi politik yang berpendapat bahwa rakyat jelata cukup tercerahkan untuk mengatur diri mereka sendiri dan oleh karena itu suara mereka harus didengar atas suara para elit. Populis biasanya menyukai demokrasi langsung dan pengorganisasian akar rumput, dan mereka cenderung curiga terhadap institusi yang mapan dan kekuasaan yang terkonsentrasi.
  • Populisme telah menjadi kekuatan yang kuat dalam politik sepanjang sejarah, seringkali sebagai reaksi terhadap periode kesulitan ekonomi atau pergolakan sosial. Dalam beberapa tahun terakhir, partai dan gerakan populis telah meningkat di banyak negara, karena ketidakpuasan terhadap partai dan elit tradisional telah tumbuh.
  • Populisme sering dilihat sebagai ancaman terhadap demokrasi liberal, tetapi juga dapat dilihat sebagai ekspresi keinginan rakyat yang sah. Pada akhirnya, populisme adalah fenomena yang kompleks dan diperdebatkan, dan pengaruhnya akan terus diperdebatkan dengan hangat di tahun-tahun mendatang.

Apa itu Progresivisme?

  • Progresivisme adalah gerakan politik yang dimulai pada akhir abad ke-19 sebagai tanggapan atas masalah industrialisasi dan urbanisasi. Progresif percaya bahwa pemerintah harus mengambil peran aktif dalam memecahkan masalah sosial dan ekonomi, dan mereka memperjuangkan berbagai reformasi, termasuk regulasi bisnis, undang-undang perburuhan, dan hak pilih perempuan.
  • Gerakannya beragam, dan mencakup para reformis dari semua lapisan masyarakat, termasuk pekerja pabrik, petani, dokter, pengacara, guru, dan bahkan beberapa pengusaha kaya.
  • Progresivisme dengan cepat memperoleh daya tarik, dan pada awal abad ke-20 ia telah menjadi kekuatan yang kuat dalam politik Amerika. Saat ini, warisan progresivisme dapat dilihat dalam banyak reformasi progresif yang diberlakukan selama periode tersebut, seperti undang-undang pekerja anak, undang-undang antimonopoli, dan Pajak Penghasilan.

Perbedaan antara Populisme dan Progresivisme

Populisme dan progresivisme adalah filosofi politik yang muncul pada akhir abad ke-19. Populisme adalah reaksi terhadap pemusatan kekuasaan dan kekayaan di tangan segelintir elit, dan menekankan perlunya rakyat biasa untuk memiliki hak suara yang lebih besar dalam pemerintahan. Progresivisme, di sisi lain, adalah upaya menggunakan kekuasaan pemerintah untuk mengatasi penyakit sosial dan mendorong reformasi ekonomi.

Baik populisme maupun progresivisme muncul sebagai respons terhadap industrialisasi masyarakat dan kebangkitan perusahaan besar. Populisme cenderung lebih anti kemapanan, sedangkan progresivisme lebih berwawasan reformasi. Populisme sebagian besar telah memudar sebagai kekuatan politik, tetapi banyak gagasannya telah terserap ke dalam gerakan lain, termasuk progresivisme.

Kesimpulan

Perbedaan antara populisme dan progresivisme adalah populis ingin berubah demi perubahan, sedangkan progresif ingin memastikan bahwa setiap perubahan yang dilakukan bermanfaat bagi semua orang. Progresif juga percaya menggunakan pemerintah sebagai alat untuk membantu warga negara, sementara populis memandang pemerintah dengan curiga. Penting untuk memahami perbedaan-perbedaan ini ketika membahas politik karena dapat berdampak besar pada masa depan negara kita.